Kamis, 05 Januari 2012

Gaya van der Waals


Gaya van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada salah satu jenis gaya antara molekul. Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, dan hingga saat ini masih kadang digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi saat ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol.
Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya Keesom), dipol rotasi atau bebas (gaya Debye) serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya London).
Nama gaya ini diambil dari nama kimiawan Belanda Johannes van der Waals, yang pertama kali mencatat jenis gaya ini. Potensial Lennard-Jones sering digunakan sebagai model hampiran untuk gaya van der Waals sebagai fungsi dari waktu.
Interaksi van der Waals teramati pada gas mulia, yang amat stabil dan cenderung tak berinteraksi. Hal ini menjelaskan sulitnya gas mulia untuk mengembun. Tetapi, makin besar ukuran atom gas mulia (makin banyak elektronnya) makin mudah gas tersebut berubah menjadi cairan.

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


Sel Hewan
1. tidak memiliki dinding sel
2. tidak memiliki plastida
3. memiliki lisosom
4. memiliki sentrosom
5. timbunan zat berupa lemak dan glikogen
6. bentuk tidak tetap
7. pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit


Sel Tumbuhan
1. memiliki dinding sel dan membran sel
2. umumnya memiliki plastida
3. tidak memiliki lisosom
4. tidak memiliki sentrosom
5. timbunan zat berupa pati
6. bentuk tetap
7. memiliki vakuola ukuran besar, banyak

Gaya London (Gaya dispersi)


Pada waktu membahas struktur elektron,kita mengacu pada peluang untuk meemukan elektron didaerah tertentu pada waktu tertentu. Elektron senantiasa bergerak dalam orbital. Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara itu disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat berpindah milyaran kali dalam satu detik. Pada saatberikutnya dipol itu hilang atau bahkan dudah berbalik arahnya.
(a) keadaan normal. Molekul non polar mempunyai sebaran muatan (awan elektron) yang simetris
(b) keadaan sesaat. Pergerakan elektron menghasilkan dipol sesaat
(c) Dipol terimbas. Dipol sesaat pada molekul sebelah kiri mengimbas molekul disebelah kanannya.   Hasilnya adalah gaya tarik dipol sesaat-dipol terimbas

Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas molekul disekitarnya sehingga membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik antar molekul yang lemah. Pemjelasan teoritis ini disebut gaya London (Gaya dispersi)

Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat untuk mengimbas suatu dipol disebut polarisabilitas.Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif dan bentuk molekul. Pada,umumnya,makin banyak jumlah elektron dalam molekul makin mudah mengalami polarisasi. Oleh karena itu,makin besar massa molekul relatif,makin kuat gaya londonnya.Misalnya,Radon (Ar=222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding helium (Ar=4). Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibanding molekul kecil,kompak dan simetris.

Gaya london adalah gaya yang relatif yang lebih lemah. Zat yang molekulnya bertarikan hanya berdasarkan gaya london mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah dibanding dengan zat lain yang massa molekulnya relatif lebih sama. Jika molekul-molekulnya kecil,zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar. Contoh hidrogen (H2), Nitrogen(N2), metana (CH4) dan gas-gas mulia.

Ikatan Hidrogen


Dalam kimia, ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antar molekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama. dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting.
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.

Laporan Praktikum Pengamatan Sel

Laporan Praktikum

Sel
Setiap makluk hidup dibangun oleh sel. Sel adalah unit terkecil mahluk hidup. Tubuh makluk hidup dibentuk oleh sel, ada yang dibangun oleh satu sel(uniseluler) atau dapat berupa kumpulan sel(multiseluler).Terdapat dua tipe sel yaitu sel prokariot dan sel eukariot. Sel mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Tiap sel dikelilingi oleh plasma membrane yang terbuat dari posfolipid lapis ganda (bilayer). Dari membrane sel ke arah dalam, merupakan sitoplasma yang terdiri dari cairan sel dan organel sel.
Di dalam sel berlangsung semua kegiatan kehidupan seperti respirasi, eksresi, transportasi dan sintesis. Jadi sel merupakan unit terkecil penyusun makluk hidup dan merupakan tempat terselenggaranya fungsi kehidupan.

Tujuan:
Mengamati dan membandingkan berbagai macam sel.

Alat dan Bahan:
Mikroskop, kaca objek, pipet tetes, kaca penutup, pisau silet, jarum sediaan, kertas hisap, tusuk gigi, sel gabus, mentilen biru, air dan bawang merah.

Langkah Kerja:
A.     Mengamati Sel Gabus
Membuat sediaan sel gabus
a.      Sayatlah gabus setipis mungkin.
b.      Letakkan sayatan gabus pada setetes air di atas  kaca objek yang telah disediakan sebelumnya.
c.       Tutuplah dengan hati-hati menggunakan kaca penutup, usahakan agar gelembung udara tidak terperangkap di dalamnya.
d.      Letakkan sediaan di bawah mikroskop, amatilah dengan perbesaran lemah.

B.     Mengamati Sel Epidermis Bawang Merah
a.      Potonglah sel bawang merah secara membujur.
b.      Lepaskan membran siyng yang berdaging, patahkan menjadi dua sehingga terlihat selaput epidermis yang tipis pada pinggiran patahan.
c.       Dengan menggunakan pinset lepaskan selaput epidermis sebelah dalam.
d.      Letakkan selaput epidermis diatas air pada aca objek, kemudian tutup dengan kaca penutup.
e.      Amatilah di bawah mikroskop, mula-mula dengan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.
f.        Teteskan mentilen biru dengan pipet tetes pada pinggir kaca penutup.
g.      Hisaplah kelebihan mentilen dengan kertas isp pada sisi yang berlawanan dengan sisi tempat meneteskan mentilen.
h.      Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat!

C.      Mengamati Sel Epitel Rongga Mulut
a.      Teteskan setetes air pada kaca objek
b.      Keruklah pelan-pelan bagian dalam pipimu dengan ujung tumpul sebuah tusuk gigi sehingga diperoleh lapisan lendirnya.
c.       Sebarkan lendir yang kamu peroleh itu aduk dengan setetes air tadi.
d.      Tutup dengan kaca penutup, Amatilah di bawah mikroskop, mula-mula dengan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.
e.      Teteskan larutan mentilen biru dengan pipet tetes pada pinggir kaca penutup.
f.        Hisaplah kelebihan mentilen dengan kertas isp pada sisi yang berlawanan dengan sisi tempat meneteskan mentilen.
g.      Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat!
Hasil pengamatan:
Sel Gabus
Sel Epidermis Bawang Merah
Sel Epitel Rongga Mulut















Perbesaran 4 kali

Perbesaran 10 kali

Perbesaran 10  kali



Pembahasan
Pada pengamatan pertama kita dapat mengam ati bentuk sel gabung yang  berbentuk seperti segi enam dengan ruang yang kosong. Hal tersebut dikarenakan sel gabus merupakan sel mati. Pada sel mati tidak ditemukan ciri-ciri makhluk hidup.
Pada pengamatan yang  ke dua kita dapat mengamati sel tumbuhan(epidermis bawang) sel bawang berbentuk hampir mirip dengan sel gabus namun memiliki ruang kosong yang  berinti dan berdinding sel
Pada pengamatan yang ke tiga kita dapat mengamati sel epitel dari rongga mulut yang berbentuk seperti demfam yang berinti namuntidak memiliki didnding sel

Kesimpulan


Pertanyaan:
1.        Bagaimana bentuk sel-sel gabus?
2.       Jika membandingkan antara sel gabus dan sel bawang merah, sel manakah yang merupakan sel mati? Berikan alasanmu mengapa demikian?
3.       Bagaimana bentuk sel epitel rongga mulut? Adakah perbedaan antara sel epitel rongga mulut dengan sel epidermis bawang merah yang diamati?
4.      Apa guna mentilen biru dalam percobaan ini?
5.       Berdasarkan hasil pengamatan sebutkan perbedaan sel hewan dan tumbuhan!



Jawaban:
1.        Sel -sel gabus  berbentuk segi enam.
2.       Jika membandingkan antara sel gabus dan sel bawang merah maka yang merupakan sel mati adalah sel gabus karena sel gabus hanya berupa rongga kosong sedangkan sel bawang merah memiliki cairan di dalam sel.
3.       Memiliki bentuk mirip demfam. Yah, ada perbedaan. Perbedaan terletak pada ada dan tidaknya dinding sel serta bentuk yang dimiliki.
4.      Memperkuat warna sampel.
5.       Perbedaan sel hewan dan tumbuhan terletak pada ada tidaknya  dinding sel dan bentuk.